Tuesday, October 8, 2013

Promoholic Taubat

Setelah hampir setahun tidak posting blog, entah kenapa kabar promo oleh maskapai penerbangan AirAsia membuat saya teringat pada kecanduan saya dengan promo tahun yang lalu dan saya ingin membaginya pada kalian semua.

Sebagai backpacker (walaupun saya tidak pernah jadi backpacker sesungguhnya), tentu biaya adalah salah satu hal yang harus ditekan. Dan biaya yang bisa ditekan sehingga neraca pengeluaran menurun drastis adalah biaya penerbangan. Bagaimana caranya? Kejar tiket promo!

Setahun yang lalu saya seperti seorang penggila promo. Setiap ada maskapai penerbangan yang akan melakukan promo saya langsung tahu dan menyebarkannya di media sosial, padahal mah saya tidak membeli tiket promo itu. Hehe. Tapi saya suka iseng sendiri melakukan dummy booking, dan ketika menemukan tiket yang luar biasa murah langsung terpikir, "Hmm, sebaiknya diambil gak ya?". Seringnya sih tidak, tapi ada satu 'kecelakaan' yang akan saya ceritakan nanti.

AirAsia seringkali promo kursi gratis yang ternyata dianggap khalayak ramai bener-bener gratis. Halo! Ini abad 21, mana ada yang gratis? Kencing aja bayar! Pernah saya iseng dummy booking dan mendapatkan harga yang fantastis murah, saya screenshoot lalu saya publish di twitter. Tanggapan teman-teman saya beragam, ada yang sinis mengatakan bahwa promonya bohong karena tidak Rp 0,- dan ada juga yang bilang "Am, kok lo bisa dapet sih? Gimana caranya? Bookingin donk. Buat sekian orang ke kota X tanggal segini, balik tanggal segini, ntar kalo udah kasih tahu gue ya!"

Lahhh dia jadi nyuruh. -__-

Eh tapi ini serius pernah kejadian lho. Bahkan ada yang langsung whatsapp dan minta tolong seperti di atas. Karena gerah saya langsung ganti bio di twitter menjadi "I'm traveler, not travel agent!". Jadi kalo ada yang minta tolong gitu saya langsung suruh mereka liat bio saya. Haha. Bukannya pelit, tapi ya gimana ya? Saya dapet apa? #ehem #kode

Pernah saya tolongin temen untuk booking promo, dan dapet! Tapi pas saya kasih tahu dia malah menyek menyek bilang tanggalnya gak cocok, harganya gak cocok, dan berbagai alasan lainnya yang membuat usaha saya memburu tiket promo jadi sia-sia. Hadehh. Makanya jadi males kalau ada yang minta tolong lagi.

Sedangkan untuk menghadapi tipe teman yang pertama yang sinis dan menganggap promonya bohong, saya pernah menjelaskan panjang kali lebar. Luas! Sebagian orang dulu berkomentar kok harga di tabel bookignya nol tapi kok di list totalnya jadi ratusan ribu (waktu jamannya AirAsia belum cantumin All-in-fare), itu karena harga 0 yang di tabel adalah harga kursi. Yang ditulis di promonya kursi gratis, bukan bahan bakar gratis dan biaya kebandarudaraan gratis? Jadi maskapai itu tidak bohong donk! Nah, sekarang udah ada beberapa perubahan di AirAsia, harga di tabel udah all-in-fare alias semuanya udah include jadi satu harga yang tercantum di tabel. Jadi nanti harga di tabel bakalan sama dengan harga total kalau kalian tidak ambil asuransi, bagasi, fasilitas red-carpet dll.

Sekarang juga AirAsia menerapkan aturan untuk penerbangan domestik wajib/kudu/harus pesan bagasi, dan harga di tabel belum termasuk bagasi ya, jadi nambah lagi nanti. Saya pernah memburu promo gocengnya, dapet yang domestik dan harganya bener-bener goceng ditambah biaya bagasi! That's it! Promonya beneran kok! Percaya deh sama saya! Hihi

Ada juga temen saya yang mencak-mencak bilang kok tiket baliknya mahal banget! Nah ini dia yang perlu kalian tahu juga, bandara-bandara di luar negeri (SIN, KUL, BKK) sudah menerapkan airport tax dimasukkan ke dalam harga tiket, dan maskapai tentunya tidak bisa gratisin item ini karena uangnya harus disetor ke bandara. Beda dengan bandara-bandara Indonesia yang airport tax di bayar terpisah saat check in maupun setelah check in.

Meskipun sering memburu tiket promo cuma untuk merasakan sensasi ketika menemukan tiket pp yang murah banget, hanya satu, iya satu, yang benar-benar saya booking sampai bayar. Tiket Jakarta-Kuala Lumpur viceversa dengan harga 358ribu per orang. Pertengahan September tahun lalu, saat di twitter ramai orang membicarakan promo AA, saya iseng booking pagi-pagi dan melihat harga yang murah. Saya langsung ngasih tahu kakak saya dan dia bilang "Yaudah booking aja, buat bertiga. Lo, gue, sama cowok gue." Awalnya saya ragu karena saat itu masih September 2012, sementara tiket yang saya booking untuk Agustus 2013. Sebelas bulan bro! Tidak ada yang bisa menjamin dia masih jadian sama cowoknya kan? Akhirnya saya booking juga karena dia ngejamin. Yaudah terserah lah.

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, berlalu dan saya seolah melupakan pernah booking tiket ke KL. Mama saya tahu saya udah beli tiket ke KL, beliau mewek dan bilang "Kuliah dulu yang bener, jangan jalan-jalan mulu." Dan karena itu saya berjanji sama mama bahwa KL adalah destinasi jalan-jalan jauh terakhir sebelum saya vakum sampai lulus kuliah.

Bulan Februari, AA promo lagi dengan harga yang sama. Temen saya Helmi jadi ingin ikut ke KL, jadilah saya booking lagi tiket promo untuk dia dengan penerbangan yang sama, dan harga yang sama! Halahh, tahu gitu mending booking yang bulan Februari aja deh.

Kemudian waktu terus berlalu dan ternyata 11 bulan itu lama banget. Udah gerah pengen cepet-cepet ke KL pake tiket promo. Bulan Mei saya ke Bali dengan beberapa teman termasuk Helmi. Awalnya kita mau ke Bali bulan Desember 2013, tapi karena saya sudah janji tidak akan jalan-jalan jauh setelah dari KL nanti, akhirnya dimajukan, pokoknya sebelum Agustus. Haha, mengkadali janji sendiri.

Dan endingnya kalian tahu apa? Bulan Agustus tiba, saat lebaran tiba. Keinginan untuk ke KL sudah memudar. Rasanya kok sayang ya ngabisin uang buat jalan-jalan keluar negeri. Cuma tiga hari lagi, hari 1 sampe, hari 2 jalan-jalan, hari 3 pulang. So fast! Selain itu, Helmi dan kakak saya juga belum bikin paspor, dan kakak saya juga sudah putus sama cowoknya. #Jedigg Tanda-tanda kegagalan rencana ke KL dipuncaki saat datang email dari kantor akan ada gathering di tanggal yang sama. Sip deh! Batal! Hahaha

Nah sejak itulah, saya jadi rada kurang update soal promo-promoan. Udah males juga dummy-dummy an. Salah satu hal yang harus dipegang oleh pengejar tiket promo adalah komitmen buat berangkat. Komitmen ini yang hilang dari diri saya pas seorang temen bilang "Jangan dipaksain mah kalau nanti gak ada duitnya pas berangkat, mending rugi 350ribu daripada rugi sejutaan dan disana gak bisa senang-senang!". Ahhh hasutan banget dah! Hahaha

So, sekarang saya bukan promoholic? Hmm bisa dibilang begitu sih. Sekarang malah saya prefer kalau mau jalan-jalan booking tiketnya sebulan atau dua bulan sebelumnya saja, sebelas bulan bukan waktu yang wajar! Serius deh. Malah saya sekarang suka iseng booking maskapai full-service dan berniat setelah lulus kuliah dan punya uang yang cukup, bakalan jalan-jalan ke Singapura lagi tapi naik SQ meskipun harga tiketnya setara sama biaya hidup selama 3 hari di negeri singa itu. Hahaha.

But, travel is about the journey, not the destination!

Note: Psst, karena saya gagal ke KL, sepertinya janji saya ke mama juga batal. Berarti saya masih bisa jalan-jalan jauh tanpa harus menunggu lulus kuliah! *buat apa bikin janji Am, kalo dikadalin terus?* Hahaha