Thursday, February 9, 2012

Hotel mana hotel mani??

Hotel Pelangi di Tanjung Pinang, Kepri
Ahh judulnya ga jelas. Soalnya bingung mau judulnya apa. Pokoknya saya mau bahas soal hotel di postingan ini.

Hotel adalah tempat kita menginap selama berada di bla bla bla. Oke, saya yakin bukan itu yang pengen kalian baca, dan juga bukan itu yang pengen saya tulis. Hehe *apalah ini*

Pertama kali saya menjejakkan kaki ke hotel (dan menginap tentunya) adalah hotel Ibis Jembatan Merah, Surabaya. Saat kelas 3 SMK saya jadi salah satu peserta OSTN (searching ya) ke 2 yang dilaksanakan di Surabaya. Berangkat dari Jakarta naik kereta di Gambir pagi hari dan sampai di stasiun Pasar Turi, Surabaya jam 10 malam. Dan langsung menuju hotel Ibis.

By the way, Ibis itu bintangnya berapa ya? Karena waktu itu masih katro katronya, teman saya nanya sama saya hotel Ibis yang kami tempati bintang berapa. Saya bilang ga tau. Terus dia bilang "Bintang 9 kali ya?", saya heran, perasaan hotel cuma sampai bintang 5. Lalu saya tanya kenapa, dan dia jawab dengan santai "Iya kan lantainya ada 9". Lhaaa, gubrak!!

Awalnya saya dapat kamar di lantai 9 bersama dua peserta lainnya. Tapi karena harus sekamar dengan yg satu mata lomba (saya lomba fisika) saya pindah ke lantai 6. Over all, saya ga terlalu mengexplore gimana hotel ibis itu, karena setiap jam sudah dijadwalkan. Pagi berangkat ke ITS (lokasi lomba) dan malam langsung tidur di hotel karena kecapekan.

Dua tahun kemudian saya menginap lagi di hotel saat dinas kerja ke Manokwari. Karena saat itu first travelling saya dari kantor, saya disarankan untuk booking hotel dari Jakarta. Tapi, info hotel di Manokwari lumayan minim. Yang saya temukan cuma Swiss-bel Hotel yang tarif paling murah melebihi budget dari kantor. Alhasil saya berangkat tanpa booking hotel dulu. Sampai Manokwari pagi-pagi (matahari sudah terbit, liat sunrise di tanah papua dari atas pesawat dan liat laut manokwari waahhh banget, maklum first time) langsung ke klien. Dan untungnya dapat saran dari klien (bahkan diantar) untuk hotel yang bagus.

Hotel Triton, hotel baru di Manokwari. Karena baru fasilitasnya lumayan bagus dan bersih. Saya pilih kamar yang tarifnya mepet mepet dikit ke budget dari kantor (hehe, pemanfaatan fasilitas). Over all, kamarnya bagus. Ada TV dengan channel international, AC, hot-water, shower, dan fasilitas standar hotel. Yang kurang enaknya di hotel baru adalah wi-finya katanya sampai kamar, tapi ternyata belum bisa dipakai. Aduh aduuuhh.. Dan restorannya (pokoknya tempat breakfast) hanya ruangan kecil dimana kita ambil makanan secara prasmanan. Emang saya yang katrok, saya kira breakfast-nya hanya dapat roti dan teh, jadi pagi pertama saya hanya makan itu saja. Padahal ada nasi dan beberapa macam lauk pauk yang tersedia. :(

Perjalanan selanjutnya ke Kupang. Saya sempat di tawari oleh klien saya di Kupang untuk dibooking hotel sama dia. Tapi bukannya saya takut dapat hotel yang aneh-aneh, tapi saya takut dapat hotel yang ga sesuai dengan harapan saya. Hehe. Pokoknya ga mau nyesel deh. Akhirnya setelah beberapa kali dia menawarkan saya saat kami teleponan, saya pun mengiyakan setelah memberitahu budget saya. Dan apa yang terjadi? Ternyata saya dapat hotel yang lumayan tua (lupa namanya) namun di kamar nomor wahid alias yang paling bagus. Kamarnya luas, kamar mandinya luas (ada shower dan bathub, eh gimana tulisannya ya?), ada TV, AC dan teras yang tertutup, jadi tamu lain ga bisa ngeliat saya dan tamu saya di hotel. Haha. Tapi sayangnya wifi cuma ada di loby, jadi tiap malam saya tenteng tenteng laptop ke lobby dan internetan sepuasnya. Hahaha

Selanjutnya Makassar, perjalanan singkat 2D1N dan berangkat naik GIA sukses bikin engineer lain iri sama saya. Haha, namanya juga berangkat dadakan, wong saya baru di assign pagi-pagi dan berangkatnya siang jam 13.30. Super dadakan!!

Di Makassar saya nginep di hotel di jalan panakkukang dan nginep di hotel dengan nama yang sama. Seperti biasa saya mesen kamar yang tarifnya paling mendekati budget dari kantor. Tapi pas saya tanya, itu jendelanya hadap mana? Sangat mengejutkan resepsionisnya bilang, kamar ini ga ada jendelanya, Pak. Apa? Ternyata ada hotel tanpa jendela di dunia ini? Garisbawahi ya, HOTEL. Akhirnya, karena sudah malam dan malas cari hotel lain, saya downgrade ke kamar yang ada jendelanya. Capek deh.

Lalu Pematang Siantar. Teman saya sudah mewanti-wanti agar membooking hotel dari Jakarta. Tapi emang sayanya yang dudul malah cuma nyari-nyari alamat hotel di Pematang Siantar. Alhasil, saya baru kelar dari klien jam 11 malam. Cari hotel yang saya tuju tengah malam. Dan ... hotelnya penuh. Kalau untuk 1 malam ada, tapi karena saya 2 malam adanya yg lebih mahal dari budget. Oh no. Akhirnya saya (yg untungnya diantar klien) ke hotel yang di depan gedung Bank Indonesia. Oke, bukan hotel, tapi wisma.

Sumpah saya nyesel ga booking dari Jakarta. Harga hotelnya eh wisma murah banget. Saya ambil kelas nomor wahid lagi. Kamarnya sih luas, tapi kamar mandinya perangkatnya sudah tua, lampu teras mati, acara TV itu-itu aja. Ahh pokoknya nyesel deh. Makanya sejak saat itu saya bertekad untuk booking hotel dulu dari Jakarta.

Dan wualla, hal itu sukses terjadi di Tanjung Pinang. Biarpun saya hanya 1 malam disana saya puas sama hotelnya. Saya sudah booking dari Jakarta. Emang apes kali ya, pas saya mau nelpon pakai telepon kantor ternyata sudah diblock untuk interlokal, padahal saat ke Manokwari dan Kupang masih bisa. Huhu. Akhirnya saya booking via handphone pribadi ke Hotel Pelangi.

Hotelnya ciamik deh. Restorannya besar (ga seperti Triton, Manokwari), wifi sampai kamar, TV saluran internasional, shower, hot-water, dan yang paling penting kolam renang. Karena saya di Tanjung Pinang hanya 2D1N, saya memutuskan untuk berenang. Awalnya saya intip dulu kolam renangnya. Ternyata ga ada orang. Balik ke kamar siap-siap. Sempet ragu mau berenang apa ga soalnya takut malu diliatin orang. Haha. Akhirnya memberanikan diri juga untuk berenang. Service hotelnya benar-benar bagus, apalagi saya dapat diskon, wahh seneng banget.

Lain cerita saat di Pekanbaru. Bila di kota lain saya dapat kamar kelas wahid, disini hotel mahal-mahal. Meskipun banyak pilihan tetep aja kebanyakan di atas budget. Dan saya pun akhirnya memilih hotel Furaya, di kamar kelas paling bawah. Yahh hotelnya standar-standar aja. Ga ada yg istimewa. Cuma dari hotel ini saya belajar untuk bertanya apa saja fasilitas hotel. Bayangkan saja, kesetnya kayak anduk kecil dan digantung di kamar mandi sama 2 handuk mandi. Karena ga tau, keset itu saya pakai buat lap muka setelah cuci muka, dan esoknya, cleaning service dengan santai meletakkannya di depan pintu kamar mandi. What?? Itu keset??? >.<

Untuk milih hotel, biar enak mending booking dari Jakarta. Kalau perlu cari hotel yang ada fasilitas antar jemput ke Bandara (cuma di Makassar dan Kupang saya ga dapat fasilitas ini). Cari juga yang dapat breakfast biar ga ribet cari makan pagi-pagi. Hehe. Buat yang suka internetan, cari yang ada wifi sampai kamar. Buat tahu infonya bisa searching di forum, milis, atau di agoda (saya dapat rekomen bagus Hotel Pelangi dari Agoda).

Dan yang paling penting untuk milih hotel adalah,budgetnya ga melebihi yang kita punya. Hahaha. *paling penting nih* :p

No comments:

Post a Comment